Child*s Play 2019 dan Perangkap Reboot
Child*s Play 2019 dan Perangkap Reboot

Oleh: Donny Anggoro

 

 

Karakter ciptaan Don Mancini ini adalah salah satu ikon film horor Hollywood 1980-an yang popular, sezaman dengan Friday 13th, Nightmare on Elm Street, Halloween, dan Texas Chainsaw Massacre. Disutradarai sineas Norwegia, Lars Klevberg (sutradara Polaroid), skenario Tyler Burton Smith, dan duet produser Katzenberg-Smith yang sebelumnya sukses dengan reboot It, film ini mengangkat kembali legenda “boneka iblis” Chucky.

Dalam film ini, Chucky hadir sebagai mainan anak-anak modern –konon impian para bocah- yang digerakkan aplikasi telepon seluler. Premis ceritanya hampir sama dengan terdahulu, bedanya untuk versi baru ini Chucky atau Buddie menjadi robot Artificial Intelligent (A.I.). Sedangkan versi aslinya yang pertama kali tayang pada 1988, Chucky adalah boneka yang kerasukan roh pembunuh gila.

Sampai di sini saya sempat ragu apakah film ini kelak melampaui versi aslinya mengingat tak banyak remake, reboot, prequel, atau sequel pelbagai film lawas ikonik rata-rata tak sebanding mutunya dibandingkan aslinya. Dugaan saya keliru. Adegan demi adegan cukup mengejutkan ketika di awal film mainan Buddie sudah diubah chipnya dari robot pelayan anak-anak menjadi mainan biasa yang diharapkan cepat rusak, dan ternyata kemudian jadi mesin pembunuh.

Bukannya cepat rusak, chip dalam mainan tersebut perlahan membahayakan pemiliknya, Andy, yang menjadi tokoh utama film ini. Ia bocah dari seorang pegawai toko mainan. Ibunya, seorang single parent yang tengah berjuang menempuh hidup baru setelah bercerai. Walau gajinya pas-pasan, ia berusaha membahagiakan Andy dengan membawa mainan boneka Chucky yang semula dikembalikan seorang pembeli lantaran tidak sesuai dengan pesanannya.

Pilihan cerita bertema A.I. tersebut tentu saja nyaris senasib dengan “jebakan reboot” film klasik lainnya: belum tentu memuaskan penggemar lamanya (konon Don Mancini si pencipta karakter tidak puas dengan versi 2019), meski pilihan kisah ini barangkali memuaskan penggemar barunya yang bisa dilihat dari perolehan laba film ini mencapai 42.1 juta dollar dari bujet produksi sebesar 10 juta dollar. Lumayan.

Bukan itu saja yang membuat reboot film ini  cukup bernilai dibandingkan versi lamanya yang mistis, melainkan sebagian besar tokoh film ini dari golongan masyarakat kelas menengah ke bawah yang akhirnya tak bisa apa-apa setelah tahu kerusakan yang disebabkan si “boneka pintar”. Kaslan Productions, produsen boneka akhirnya dituntut agar bertanggungjawab atas kerusakan dan kecelakaan fatal di hari pertama peluncuran mainan boneka Chucky model terbaru. Namun gugatan “class action” mereka tak sampai membuat Kaslan bersedia ganti rugi.

Adegan ini cukup relevan mengingat dalam kehidupan sehari-hari sulit terhindari adanya pertentangan antarkelas dalam masyarakat industri modern. Umumnya ketika dampak industri dari penemuan teknologi terbaru muncul di masyarakat, sangat sedikit gugatan class action dimenangkan penggugat kepada pemegang industri terbesar.

Dirilisnya film ini juga menandai kembalinya studio Orion Pictures ke Hollywood. Orion adalah studio film yang mencuri perhatian sepanjang 1980-an. Salah satu produknya yang paling terkenal adalah Robocop (1987). Setelah sempat bangkrut, kini bangkit setelah dibeli MGM. Keunikan lain,  Anda bisa menemukan penampakan Leatherface Texas Chainsaw Massacre, serta perusahaan pencipta robot polisi dalam Robocop –jika Anda teliti. Apakah ini berarti sebuah cinematic universe sedang disusun? ***   

 

CHILD*S PLAY. Sutradara: Lars Klevberg. Skenario: Tyler Burton-Smith. Pemain: Aubrey Plaza, Gabriel Bateman, Brian Tyree Henry. Produksi: Orion Pictures, KatzSmith Production, BRON Creative, 2019. 

14 Agustus 2019
Dilihat sebanyak
2430 Kali
Lainnya...
GHIBAH: EKSPRESI HOROR YANG MADANI
GHIBAH: EKSPRESI HOROR YANG MADANI
MENGUAK RASISME DALAM TEKNOLOGI, Ulasan Coded Bias
MENGUAK RASISME DALAM TEKNOLOGI, Ulasan Coded Bias
MEKKAH I*M COMING: Bermain dengan Kebohongan
MEKKAH I*M COMING: Bermain dengan Kebohongan
 1 2345     >>>
Pabrikultur © 2015